Tuesday, 06 February 2024 01:35

    Ilustrasi unjukrasa (doc Liputan6) Sumber: pa-bantaeng.go.id Senin 06 Februari 2024, Pengadilan Agama Bantaeng menerima aspirasi warga...

    Friday, 15 September 2023 10:10

    Sumber: pta-makassar.go.id Pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan Ketua Pengadilan Agama Bantaeng dan Ketua Pengadilan Agama Masamba...

    Monday, 31 July 2023 09:26

    Makassar (31/07)— Melalui kegiatan Rapat Koordinasi dan Penandatangan Kerjasama Pengadilan Agama dalam Wilayah Hukum PTA Makassar dengan Balai...

    Monday, 26 September 2022 07:33

     Sumber : pa-masamba.go.id Senin, 26 September 2022Setelah dilaksanakan apel pagi di Pengadilan Agama Masamba, seluruh aparatur Pengadilan...

    Wednesday, 14 September 2022 17:33

    Sumber:  pa-masamba.go.id Kamis, 14 September 2023 Amirullah Arsyad, S.H.I.,.M.H. Ketua Pengadilan Agama Masamba yang akan segera meninggalkan...

     

    Senam ini dahulu sering diikuti oleh ananda fildzah sewaktu duduk di bangku TK, tepatnya TK Pembina Masamba, Kab. Lutra.

    Entah rindu dengan musiknya atau gerakannya atau malah rindu dengan sekolahnya nun jauh di Masamba sama, nanda fildzah selama seminggu ini minta diputarkan setiap pagi. Biar tidak lupa videonya sekalian saja disematkan di web ini.

    Salah satu lagu bugis yang sering didendangkan orang tua di tanah bugis ketiga meninabobokkan anaknya adalah lagu ininnawa. Lagu ininnawa sarat dengan pesan moral sebagai cara orang bugis dalam menyikapi persoalan yang dihadapi atau dalam berinteraksi sosial. Dalam perjalanannya irama lagu ininnawa juga digunakan untuk mengajarkan anak tentang rukun shalat. Pertama kali saya mendengar lagu itu dilantungkan seorang santriwati dalam sebuah lomba 17-an yang diadakan di Lapangan Sepak Bola Mangkoso.

    Irama lagu ininnawa memang sangat lembut nan menyentuh. Tak hanya lembut, ininnawa bahwa bisa diaplikasikan dalam syair lagu lain termasuk syair shalawat shalatullah salamullah. Tak heran jika ininnawa juga disebut sebagai shalawat versi bugis.

    Saat ini lagu ininnawa kembali dipopulerkan oleh para musisi bugis-makassar era millenial yang mengcover lagu tersebut dengan berbagai aransement.

    Sebenarnya apa sih pesan moral yang terkandung dalam lagu ininnawa? Dikutip dari situs telukbone.id, berikut syair, arti dan pesan moral pada syair lagu ininnawa.

    ININNAWA SABBARA'E

    ININNAWA SABBARA’E 2X

    LOLONGENG GARE’ DECENG

    ALA TOSABBARAEDE

     

    PITU TAUNNA SABBARA’ 2X

    TENGGINANG KULOLONGENG

    ALA RIYASENGNGE DECENG

     

    DECENG ENRE’KI RI BOLA 2X

    TEJJALI TETAPPERE

    ALA BANNA MASE-MASE

     

    MASE-MASE IDI’NAGA 2X

    RISURO MATTARANA

    ALA MUTEA MABELA

     

    MABELAMPI KUTIROKI 2X

    MUJOPPA ALE-ALE

    ALA MUTELLU SITINRO

     

    TELLU MEMENGNGA SITINRO 2X

    NYAWAKU NA TUBUKU

    ALA PASSENGERENGNGEDE

     

    SENGERENGMU PADA BULU 2X

    ADATTA SILAPPAE

    ALLA RUTTUNGENG MANENGNGI

     

    Arti dan Makna Syair:

    ININNAWA SABBARA’E 2X (Ketulusan dan Kesabaran)

    LOLONGENG GARE’ DECENG (Konon Mendapatkan Kebaikan)

    ALA TOSABBARAEDE (jua Orang Penyabar)

    Bahwa ketulusan, kesabaran, dan ketabahan kita akan memperoleh kebaikan. Setiap pekerjaan apabila diawali dengan niat, dilakukan dengan tulus ikhlas niscaya akan memperoleh hasil. Ketabahan seseorang diukur dari kemampuannya dalam bersabar.

     

    PITU TAUNNA SABBARA’ 2X (Tujuh Tahun Bersabar)

    TENGGINANG KULOLONGENG (Belumlah Kudapatkan)

    ALA RIYASENGNGE DECENG (Jua namanya Kebaikan)

    Dalam mengarungi hidup, meskipun kita berusaha dan berikhtiar selama tujuh tahun lamanya, belum tentu kita bisa memperoleh apa yang diimpikan, apalagi kalau kita tidak berusaha maka harapan itu semakin jauh.

     

    DECENG ENRE’KI RI BOLA 2X (Kebaikan Naiklah di Rumah)

    TEJJALI TETAPPERE (Tanpa Tikar Permadani)

    ALA BANNA MASE-MASE (Jua dalam Kesederhanaan)

    Untuk memperoleh hasil yang diharapkan maka kebaikan itu harus dijemput. Kebaikan itu tidak akan datang dengan sendirinya bila kita tidak berusaha mencarinya. Oleh karenanya kita tidak boleh jenuh dan berputus asa meskipun disongsong dengan kesederhanaan hidup.

     

    MASE-MASE IDI’NAGA 2X (Kesederhanaan inilah)

    RISURO MATTARANA (Ditasbihkan Mengasuh Anak)

    ALA MUTEA MABELA (Jua Engkau Tak Menjauh)

    Meskipun kita hidup dalam kesederhanaan niscayalah bisa mendatangkan kebaikan yang diibaratkan seorang ibu mengasuh anaknya yang senantiasa berharap atas kebahagiaan hidup anaknya dikemudian hari.

     

    MABELAMPI KUTIROKI 2X (Dari Jauh Kumelihatmu)

    MUJOPPA ALE-ALE (Engka Berjalan Sendiri)

    ALA MUTELLU SITINRO (Jua Engkau bertiga )

    Kebaikan itu ibarat orang yang sedang berjalan, meskipun ia kelihatannya hanya sendiri, pada hakikatnya orang itu ditemani oleh tiga hal. Demikian juga kebaikan diliputi oleh tiga hal yakni niat,usaha, dan doa.

     

    TELLU MEMENGNGA SITINRO 2X (Tiga memang saya jalan bersama)

    NYAWAKU NA TUBUKU (Nyawaku, dan Tubuhku)

    ALA PASSENGERENGNGEDE (Jua amal perbuatan)

    Manusia adalah mahluk yang paling mulia diciptakan oleh Allah yang dikarunai cipta, rasa, dan karsa. Dalam tubuh manusia mengandung tiga hal tak terpisahkan, adalah nyawa, jasad, dan amal. Untuk mencapai kebaikan dan kebahagiaan, ketiganya harus bersanding dan terpelihara selama kita hidup di dunia.

     

    SENGERENGMU PADA BULU 2X (Kebaikan Setinggi Gunung)

    ADATTA SILAPPAE (Walau Satu Kata Saja)

    ALLA RUTTUNGENG MANENGNGI (Semua Akan Runtuh)

    Walaupun kebaikan dan amal perbuatan seseorang setinggi gunung, maka segalanya ia akan runtuh hanya dengan satu ucapan. Hal ini dimaksudkan agar dalam melakukan interaksi sosial prilaku dan tutur kata harus dijaga guna menghindari ketersinggungan orang lain. Oleh karena yang dikatakan manusia dilihat dari tutur kata, tingkah laku, dan perbuatannya.

     

    Pesan Moral:

    Lagu Ininnawa Sabbarae bertemakan kesabaran dan Ketabahan yang mengandung makna kesabaran dan ketabahan, serta doa akan memperoleh kebahagiaan dikemudian hari.

    Adapun pesan moral pada Lagu Ininnawa Sabbarae adalah mengajarkan kita untuk senantiasa menjaga moral, bersabar, tabah, berprilaku dengan tutur kata yang baik. Hidup sederhana, mensyukuri nikmat Allah.

    Amrul Arsyad © All Rights Reserved.

    About Me

    Amirullah Arsyad. Lahir di Sinjai tanggal 7 Juli 1982, putra ke 5 dari 7 orang bersaudara pasangan M. Arsyad Bakry dan Siti Hasnah Gani (alm), riwayat pendidikan dimulai dari SD Negeri 183 Sinjai (1994), kemudian mengembara menimba ilmu di kampung tetangga, Madrasah I'dadiyyah DDI Mangkoso (1995), MTS DDI Mangkoso (1998), MA DDI Mangkoso (2001), STAI DDI Mangkoso (2006), Pascasarjana UMI Makassar (2016). Jenjang karir mulai tahun 2007 (CPNS/Cakim) pada PA Jeneponto, kemudian tahun 2010 diangkat menjadi Hakim di PA Bitung, Sulut. Pada tahun 2016 mutasi ke PA Ende, Folres-NTT. Semasa Aliyah sampai S1 dia aktip di Organisasi daerah asal santri ORDAS IKSAGO, KUMSASIN, disamping juga aktip di Organisasi kemahasiswaan. Motto : jabatan bukanlah cita-cita, tetapi hanya alat untuk meraih cita-cita, cita-cita yang sejati adalah kembali ke kampung asal di Surga.